Kendati hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak memahami
penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit
yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh
kebanyakan orang.
Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori
pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa
huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun
dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku
pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga
secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh
penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih saja banyak yang
belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.
Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari. Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui
teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.),
dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata
sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik,
merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar,
tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda
titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai
bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan
kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami
proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur
sebagai bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar
sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat,
ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa
menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian
kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta
masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian,
penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar
dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri
dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar:
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan
benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis,
tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar
yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata,
maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis
di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar,
dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda
titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk
program diploma. Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri
untuk program diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan
profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program
diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma,
sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang
dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda
kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Gelar Doktor Luar Negeri
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar
doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka
ketahui cara penulisannya, sehingga banyak diantara mereka hanya dapat
memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena
berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak
maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri,
ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan
gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama.
Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata
per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan
gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.].
Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan
huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan
huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata
dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy); => Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education); => Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science); => Sigit Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology); => Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); => Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health); => Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science); => Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); => Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). => Sigit Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada
di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik
penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai
bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak
memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama
penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,).
Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan
tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan
teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan
gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain).
Perhatikan beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan
semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya
pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih
dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis
dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan
penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur
sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag.,
S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd. HADI MULYA, S.PD. HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag. HADI MULYA, S.AG. HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt. HADI MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis
dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika
ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata
nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang
gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya
salah, tetapi sudah salah kaprah.
sumber: http;//blog.sunan-ampel.ac.id/
Sabtu, 21 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar